Penguasaan ilmu-ilmu pendukung sangatlah penting dimiliki oleh seorang penerjemah. Kalau tidak, seorang penerjemah tentu akan mengalami kesulitan yang serius. Misalnya, jika seorang penerjemah yang tidak menguasai bidang kedokteran diminta untuk menerjemahkan materi-materi di bidang kedokteran, dia tentu akan kesulitan untuk memahami materi tersebut.
Menerjemahkan Materi-Materi
Daftar isi Artikel
Kegagalan memahami materi dengan baik tentunya akan berakibat penerjemahannya melenceng dari isi (content) dan pesan (message) yang disampaikan Bahasa sumber .
Berdasarkan hal tersebut, menurut saya, jika ingin menjadi seorang penerjemah yang benar-benar handal dan profesional, dia pun dituntut untuk memiliki ‘kerendahan hati’ dalam menerima bantuan/berkonsultasi dengan orang yang lebih ahli jika dia terpaksa harus menerjemahkan materi di bidang yang tidak begitu dikuasainya.
Menerjemahkan Materi Berita Surat Kabar
Jika dia diharuskan menerjemahkan materi berita surat kabar padahal dia sama sekali tidak memiliki pengalaman sebagai seorang jurnalis, maka tidak ada salahnya berkonsultasi dengan seorang jurnalis yang berpengalaman karena bahasa dalam surat kabar seringkali sangat khas alias tidak seperti bahasa yang umum dipakai.
Demikian pula jika seorang penerjemah dituntut untuk menerjemahkan sebuah undang-undang atau regulasi padahal latar belakangnya sama sekali bukan bidang hukum, maka tidak ada salahnya berkonsultasi dengan ahli-ahli hukum untuk mendapatkan hasil terjemahan yang sifat keberterimaannya tinggi.
Sudah Ahli Dalam Berbagai Bahasa
Masalah ‘kerendahan hati’ ini mungkin harus sangat ditekankan, karena saya begitu sering menjumpai penerjemah yang ‘tidak mau menerima koreksi dengan lapang hati’ atas hasil terjemahan mereka hanya karena menganggap diri sudah ahli dalam bahasa tersebut. Orang yang memberikan koreksi dianggap ingin menjatuhkan kredibilitasnya, dianggap menghina kemampuannya, dan sebagainya. Padahal belum tentu si korektor mempunyai alasan yang sejelek itu.
Menjadi Seorang Penerjemah Yang Baik
Bisa saja kan koreksi itu dilakukan si korektor berdasarkan rasa tanggung jawab terhadap profesinya. Dengan kata lain, saya sangat jarang menemukan penerjemah yang dengan lapang hati mau menganggap sebuah koreksi (terutama dari koreksi dari seorang ahli atau dari penerjemah yang jam terbangnya sudah jelas-jelas lebih tinggi daripada dirinya) sebagai alat untuk mengasah dirinya untuk menjadi seorang penerjemah yang lebih baik lagi di masa depan.
Seandainya seorang penerjemah mau berbaik sangka terhadap setiap kritik dan koreksi, yang akan diuntungkan sebenarnya adalah si penerjemah sendiri; kemampuannya akan berkembang terus secara positif.
Hubungi ILC Penerjemah Tersumpah
- ALamat: Jl. Pengairan No. 40, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat 10210
- Telepon: 021-2295-8555
- WhatsApp: 0815-993 3544
- Email: yan_ilc@yahoo.com